Home » , » UPH Festival 23: Distinguish Guest Speaker oleh Jenderal Gatot Nurmantyo

UPH Festival 23: Distinguish Guest Speaker oleh Jenderal Gatot Nurmantyo

Pertukaran Cinderamata dari Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kanan) kepada Rektor UPH Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc. (Kiri).


RADARKAMPUS.COM, Tangerang - UPH Festival 23: Distinguish Guest Speaker oleh Jenderal Gatot Nurmantyo, Hari kedua UPH Festival 23 yang diselenggarakan pada tanggal 19 Agustus 2016, diisi dengan kuliah umum yang disampaikan Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Acara ini dilaksanakan di Basketball court, kampus UPH Lippo Village, Karawaci pada pukul 09.45 – 11.00 dan diikuti oleh sekitar 5000 peserta yang terdiri dari 3.637 mahasiswa baru, 800 staf dan dosen, 1000 siswa UPH College, dan  tamu undangan.

Seminar ini dibuka dengan sambutan hangat dari rektor UPH, Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc., dalam sambutannya, ia menjelaskan secara singkat harapan yang tersirat dari tema UPH Festival 23 ini “Reach Further” sebagai ajakan kepada mahasiswa baru UPH untuk melayani di seluruh penjuru Nusantara melalui bidang yang mereka tekuni sekarang.

Sesi ini dilanjutkan dengan pencerahan singkat dari Jenderal Gatot Nurmantyo mengenai acaman yang dihadapi negara Indonesia sebagai penghasil energi yang cukup besar. Jenderal Gatot memulai ceramahnya dengan fakta dari UNESCO dan teori Malthus tentang pertumbuhan penduduk dan ketersediaan sumber daya energi yang ada.

“Melihat fakta bahwa sebanyak kurang lebih 41.095 anak meninggal setiap hari dan 15 juta anak meninggal setiap tahun di seluruh dunia, karena kemiskinan, kelaparan, dan kesehatan yang buruk. Saya yakin bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu besar akan berdampak pada sumber energi yang tersedia dan saya rasa teori Maltus akan hal ini sangat tepat, ” paparnya.

Dalam sesinya, Jenderal Gatot banyak menampilkan dan menjelaskan data statistik tentang pertumbuhan penduduk dan wilayah konflik diseluruh dunia. Ia menjelaskan bahwa salah satu penyebab konflik terbesar adalah sumber daya energi, dan faktanya memang sebagian negara konflik adalah negara-negara penghasil minyak terbesar di dunia. Puncaknya diprediksi akan terjadi pada tahun 2043 dimana akan terjadi krisis pangan, air, dan sumber energi lainnya di seluruh dunia, dan negara-negara yang berada di wilayah ekuator yang memiliki sumber energi berlimpah termasuk Indonesia akan mendapat dampak berupa ancaman konflik.

Mahasiswa baru yang menjadi peserta dalam seminar ini juga terlihat sangat antusias yang ditandai dengan banyaknya partisipan yang ingin menjawab pertanyaan dari Jenderal Gatot Nurmantyo mengenai solusi dari konflik yang mungkin akan terjadi di Indonesia akibat krisis energi. Ia kemudian meringkas semua jawaban dari para peserta dengan menjelaskan solusi yang paling tepat dalam menangani konflik yang akan terjadi, yaitu dari segi geografis dan demografis.

Dari segi geografis, Jenderal Gatot menjelaskan bahwa Indonesia harus menjadi negara agraris, maritim, dan industri agar dapat mengatasi konflik dan krisis sumber daya yang ada sedangkan dari segi demografis, Indonesia harus tetap menjaga kearifan lokal dengan revolusi mental dan berdasar pada Pancasila.  

“Kita harus bersama membangun Indonesia menjadi negara yang agraris, maritim, dan industri dengan pengelolaan dari rakyat dan untuk rakyat.” jelasnya.

Sebagai inti dari keseluruhan sesinya,  ia mengingatkan kembali kepada mahasiswa tentang tugas utama mereka datang ke universitas, terutama kesadaran bahwa pemuda termasuk mahasiswa, merupakan motor untuk  kegerakkan dan mencapai bangsa yang aman.

Jenderal Gatot juga menambahkian bahwa mahasiswa merupakan pelajar dengan strata paling tinggi, oleh sebab itu setiap mahasiswa harus tetap mengingat tujuan utama datang ke tempat ini, yaitu untuk belajar dan meraih mimpi yang besar.

“Raihlah mimpi dan cita-citamu. Delapan hal yang harus kalian ingat dan terus lakukan setiap harinya, yaitu berdoa, bermimpi yang besar, fokus selalu pada mimpi dan target, optimis, action atau bertindak, fleksibel baik dalam bergaul maupun dalam mencari ilmu pengetahuan, melakukan segala hal dengan hati, dan selalu tetap belajar. Mahasiswa adalah agen perubahan, jadilah pemersatu bangsa,” pesan Jenderal Gatot.


Menutup kuliah umum, Founder UPH, Dr. (H.C.) James T. Riady, menyampaikan terima kasih kepada  Jenderal Gatot Nurmantyo dan seluruh anggota TNI yang telah memberikan nilai-nilai positif bagi para mahasiswa baru UPH. Selain itu ia juga menyampaikan harapannya kepada mahasiswa baru untuk mengembangkan talenta yang dimiliki dan memenuhi panggilan mereka untuk menjadi berkat bagi bangsa. Seluruh rangkaian acara kuliah umum ditutup dengan pertukaran cindera mata antara   UPH dan TNI, dan foto bersama. (hc)


Search this Site